Maruli ~ Minum satu atau dua cangkir kopi telah lama diketahui sebagai pemberi energi tambahan di pagi hari, termasuk menjernihkan pikiran sebelum berjibaku dengan pekerjaan. Bahkan sebuah studi baru menambahkan bahwa kafein juga mampu meningkatkan kemampuan seseorang dalam memproses informasi
yang berkaitan dengan aspek kebahasaan dan penulisan yang lebih kompleks.
"Kopi bisa dikatakan sebagai salah satu jenis psiko-stimulan yang paling banyak digunakan di dunia," ujar salah satu peneliti, Holly Taylor, profesor di bidang psikologi dari School of Arts and Sciences, Tufts University, AS seperti dikutip dari emaxhealth, Kamis (27/12/2012).
Untuk studi ini, 36 partisipan yang rata-rata merupakan peminum kopi ringan (kira-kira minum kopi minimal setengah cangkir perhari) diminta menjalani sebuah tes untuk mengidentifikasi dan memperbaiki sejumlah kesalahan pada sebuah rilis berita sebanyak satu halaman dalam kurun waktu 5 menit.
Kemudian untuk menentukan efek kopi terhadap jalannya tugas yang diberikan peneliti, partisipan diberi kafein sebanyak 0 miligram (tanpa minum kopi), 100 miligram (8 ons kopi), 200 miligram (16 ons kopi) atau 400 miligram (20 ons kopi). Sebagai perbandingan, peneliti juga melibatkan sejumlah partisipan yang tergolong peminum kopi berat (kira-kira mengonsumsi 3 cangkir atau 24 ons kopi perharinya) untuk melakukan percobaan yang sama.
Hasilnya, studi ini tak mengungkap bahwa konsumsi kafein dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk mendeteksi kesalahan pengejaan dalam sebuah tulisan. Namun kopi terbukti dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi dan memperbaiki sejumlah kesalahan kompleks yang berkaitan dengan subject-verb agreement (kesesuaian antara subyek dan kata kerja) serta penggunaan tenses-nya, terutama dalam bahasa Inggris.
Selain itu, partisipan yang mengonsumsi kopi dengan jumlah yang relatif rendah dan relatif tinggi baru bisa memperoleh manfaat, terutama meningkatkan kemampuan bahasa seseorang jika jumlah kafeinnya ditambah.
Dengan kata lain peminum kopi dengan jumlah kafein relatif rendah baru dapat memperoleh manfaat terbaik jika konsumsi kafeinnya mencapai 200 miligram, sedangkan peminum kopi dengan jumlah kafein relatif tinggi membutuhkan 400 miligram agar dapat mengerjakan tes itu dengan baik.
Dari situ peneliti menyimpulkan bahwa kafein sebagai stimulan sistem saraf pusat dapat meningkatkan pemrosesan berbagai bahan pembelajaran berbasis bahasa dan efek tersebut bisa jadi berasal dari pengaruh kafein terhadap proses penelahaan yang dilakukan oleh otak bagian kanan.
Studi ini telah dipublikasikan dalam Journal of Experimental Psychology: Applied.
~
No comments:
Post a Comment
Jangan Lupa Tinggalkan Komentar !!