Tuesday 14 May 2013

Ke Belanda, Apa Sih Yang Bisa Dilihat ?

Belanda, Negeri Penuh Sapi
Dari Dulu Terkenal Ilmu Peternakan Dan Research Pengembangannya


~ Coba tanyakan ke saudara, teman atau tetangga anda yang pernah pergi ke Belanda. Apa yang bisa dilihat di Belanda ?. Biasanya jawabannya ‘nggedabus’ seolah olah Belanda adalah sebuah negara yang buesar,
negara industri yang sangat maju dan berbagai macam cerita yang membuat anda ngiler untuk pergi ke Belanda. Padahal, penduduknya cuma 16 Juta (Perkiraan 2012) dan luas cuma 41,543 Km Persegi. Percayalah, Indonesia lebih dalam hal segalanya.
Jawaban umum yang sering saya dengar kalau seseorang baru pulang dari Belanda diantaranya sebagai berikut :


Huebat, Belanda Negara Industri Yang Sangat Maju.
Negara Penuh Kambing Gini
Kok Dikatakan Negara Industri

ni benar benar mbelgedes, kalau anda berjalan dari utara ke selatan dan barat ke timur yang anda jumpai sepanjang jalan lebih banyak kambing dan sapi. Sawah dengan padi yang menghijau dan juga kebun lebih dominan dibanding bangunan pabrik atau industri. Disekitar  Rotterdam saja terlihat banyak industri, itupun terlalu kecil kalau mau disebut kota industri. Sebuah pabrik ukurannya terlalu mungil apabila dibandingkan dengan pabrik di Bekasi, Tangerang atau tempat lain di tanah air.  Tapi, harap tahu jugalah, kalau pabrik pabrik di Indonesia, China, Vietnam dll banyak yang kepemilikan sahamnya dipegang oleh pabrik kecil di Belanda tadi. Sepengetahuan saya, Belanda terkenal dengan ilmu peternakan dan research tentang pengembangan ternak. Banyak doktor doktor IPB jebolan Belanda. Dari dulu Belanda terkenal Susu dan Keju.


Saya Kalau Ke Belanda Selalu Melihat Bunga Tulip.


Ini juga nggombal pol. Tulip plastik memang ada setiap saat dimana mana. Tetapi kalau bunga Tulip yang beneran hanya mekar sekitar bulan Mei saja. Anda bisa melihat bunga tulip asli di Keukenhoff. Toko toko bunga (Bloomen Market) juga banyak menjual bunga tulip, cuma kalau bukan musim bunga agak lumayan sulit untuk mendapat bunga tulip asli Belanda. Kalaupun ada biasanya didatangkan dari luar Belanda. Tetapi bunga warna warni yang lain cukup banyak. Orang Belanda memang senang dengan bunga, terlihat di jendela jendela rumahnya selalu ada bunga hias warna warni.


Di Belanda Dimana Mana Ada Kincir Angin.

Bohong besar kalau teman anda nggombal seperti ini. Kincir angin yang dibuka untuk umum hanya ada di Saanze Schaan, Kinderdijk, Leuwerden, Emmen dan beberapa tempat lain yang cukup tersebar jauh. Dari Amsterdam ke Saanze Schaan perlu perjalanan sekitar 1 jam, ke Kinderdijk juga sama saja. Kalaupun anda melihat ada kincir angin disepanjang jalan, belum tentu dibuka untuk umum. Anda bisa melihat tandanya, kalau ada bendera biru artinya terbuka untuk umum dan anda boleh masuk untuk menyaksikan bagian dalamnya atau mendekat untuk berphoto ria. Saya anjurkan anda ke Saanze Schaan untuk menyaksikan kincir angin. Jauh lebih menarik dibanding Kinderdijk karena ada museum, toko souvenir, toko keju belanda dan jarak antar kincir angin cukup berdekatan.


Di Belanda Danau Dan Sungainya Bersih.

Yang Ini Namanya Canal
Yah Lebih Besar Dikitlah Dari
Selokan - Airnya Butek Juga
Nah celaka kalau teman anda nggombal seperti ini. Di Belanda, comberan atau genangan air berdiameter 10 – 15 meter saja dinamakan Danau atau Pond. Bandingkan dengan istilah danau di Indonesia yang luasnya bisa ber kilo kilometer persegi seperti danau Toba, danau Maninjau dll. Selokan atau Parit kecil dengan lebar tidak sampai 5 meter saja dinamakan Kanaal atau bahkan River. Belakang rumah saya di Bogor ada got yang jauh lebih lebar dibanding kanaal di Belanda. Sampai saya pindah ke Kuwaitpun got tersebut tidak punya nama. Beda sekali dengan di Belanda dimana semua genangan air, got, Parit dan selokan diberi nama yang bagus bagus. Jadi nggak ada tuh Danau dan Sungai yang bener bener sesuai dengan definisi orang Indonesia kecuali Sungai Rhine saja yang memang cukup lebar. Ingin rasanya saya mengajak orang Belanda ke Banjir Kanal Timur, pasti reaksinya 'Wow, this is the biggest canal in the world'


Saya Senang Jalan Jalan Di Mall  Belanda.

De Bijenkorf Mall
Tukang Becak Amsterdam
Sedang Nunggu Penumpang
Bah, apa pula ini. Kita orang Indonesia terbiasa menyebut pertokoan raksasa seperti Senayan City dan Artha Gading dengan sebutan Mall. Kita juga terbiasa bangun pagi dan pulang malam karena ikut berdesak desakan didalam Mall yang selalu ramai. Kalau anda di Belanda, anda akan merasakan yang namanya Mall kok kecil sekali, pengunjungnya  kok beberapa gelintir orang saja. Dan waktu rasanya begitu malas bergerak. Toko toko buka sekitar jam 11 siang dan tutup kembali  jam 5 sore. Kalaupun ada yang mau bertahan, biasanya terpaksa nyerah harus tutup jam 6 sore. Di kota besar seperti Amsterdam dan Rotterdam saja ada yang tutup jam 8 sore, itupun tidak semuanya. Mungkin karena tenaga kerja di Belanda sangat mahal sehingga harus tutup sangat awal. Secara umum bisa saya katakan tidak ada yang layak disebut Mall di Belanda. Yang banyak adalah toko toko kecil. Konsep tata kota di Belanda memang mengutamakan Street Shopping.


Wah Belanda Sangat Kaya Dan Semua Penduduknya Makmur

Mbelgedes.... Kaya atau miskin tergantung siapa yang menilai. Kalau saya sehari hari naik angkot maka saya akan menilai siapapun yang naik mobil sebagai orang kaya. Kalau saya nyetir mobil sendiri maka saya akan menilai yang kemana mana diantar sopir pribadi sebagai orang kaya. Di Belanda ternyata sama saja dengan di Indonesia, dimana mana banyak juga gembel, pengamen, preman mabuk, tukang palak jalanan, pengemis, prostitusi (legal di Belanda), tukang becak, maling sepeda dan sebagainya. Kita saja yang  tidak pernah mensyukuri kekayaan bangsa dan negara sendiri dan selalu mengagung agungkan negara lain dan produk asing.



Jangan Lupa Kalau Ke Belanda Mampir Ke Museum

Yah benar, di Belanda memang banyak sekali Museum. Tetapi waktu bukanya terasa sekali ogah ogahan. Tertulis jam 10 siang buka tetapi jam 11 siang baru nampak petugas loketnya. Dan seharusnya jam 5 sore tutup tetapi sering saya jumpai sudah nggak ada penjaganya lagi sebelum jam tutup. Dan, saya akui promosi pariwisatanya memang handal. Jembatanpun masuk dalam promosi pariwisata. John Frost Bridge di Arnhem pada gambar disamping ini memang sangat bersejarah saat diperebutkan pada Perang Dunia II dan telah difilmkan dengan judul A Bridge Too Far. Inilah War Museum yang tidak ada penjaganya dan buka 24 jam penuh dan bisa anda kunjungi setiap saat. Jembatan kayak gini mah di Sleman banyak.


Lalu Apa Dong Yang Bisa Saya Lihat Di Belanda ?
Nah ini dia, begitu anda turun dari pesawat di Schiphol sampai perjalanan dikota manapun tujuan anda, yang selalu dan mudah anda temukan adalah Anjing, Jompo dan Sepeda. Anjing Polisi ada di Schiphol cukup banyak dan kadang kadang ikut memeriksa bagasi penumpang. Keluar dari airport, anda akan ketemu sepeda. Pokoknya dimanapun anda berada pasti dengan mudah ketemu orang yang sedang menuntun anjing. Di Lobby Hotel, didalam Lift, Di Restaurant, di jalanan dan didalam pertokoan selalu saja ketemu jompo nuntun anjing. Sampai sekarang saya sering heran, kenapa di Belanda lebih mudah ketemu anjing dan jompo dibanding anak anak dan remaja. Mungkin anak muda Belanda banyak yang kerja dan ditempatkan di perusahaan Belanda di Indonesia, Vietnam, Thailand atau negara lain diseluruh penjuru dunia. Siapa tahu kan ....,

 M








No comments:

Post a Comment

Jangan Lupa Tinggalkan Komentar !!