Rokok dan Pranayama: Lima Latihan Yoga untuk Mengurangi Konsumsi Merokok
Setahun lalu Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengharamkan rokok,
namun dengan mudah kita jumpai orang merokok dengan santai tanpa
perasaan bersalah di tempat-tempat umum, bahkan di sebagian area rumah
sakit. Sama halnya dengan peringatan bahaya merokok di setiap kemasan
rokok yang seakan tak berpengaruh, karena bagi para perokok, tak
mengisap rokok barang satu hari saja, rasanya hidup tidak lengkap.
Bila
ada sedikit keinginan dari Anda untuk berhenti merokok, yoga dapat
menjadi salah satu cara untuk merealisasikan niat itu. Selain latihan
olah fisik (asanas), bisa juga dilakukan latihan pernapasan (pranayama)
dan meditasi, duduk diam guna mendapatkan suasana batin yang tenang.
Pola pernapasan yang lebih ritmis dari latihan asana dan pranayama itu
akan menguatkan sistem respirasi, seperti jantung dan paru-paru, tetapi
juga menyehatkan sistem saraf di seluruh bagian tubuh kita. Dalam
tataran yang lebih dalam dan lebih jauh, rangkaian latihan yoga dapat
meredakan ketegangan emosi. Berikut adalah beberapa latihan pernapasan
sederhana yang dapat dilakukan sendiri.
1. Perkawinan Napas dan Gerakan.
Duduk
di atas kursi dengan punggung yang tegak. Letakkan kedua tangan di atas
paha dengan telapak tangan menghadap ke atas. Bernapaslah secara normal
dan natural. Gerak-gerakkan tangan dengan gerakan memutar.
Perlahan-lahan
angkat sedikit tangan, sedikit diluruskan, dengan terus diputar-putar.
Bungkukkan punggung ketika buang napas dan kemudian perlahan-lahan
punggung condongkan sedikit ke depan sampai kemudian dada dan wajah
menghadap ke atas ketika tarik napas. Kalau kita amati napas kita ketika
sedang melakukan rangkaian gerakan ini, kapasitas napas kita menjadi
lebih memanjang seiring berubahnya gerak. Korelasinya sangat jelas
antara gerak dan napas.
2. Pranayama dalam Tidur
Tidur
telentang dengan lutut ditekuk dan lengan diangkat sejajar bahu.
Perhatikan area panggul, pinggul, dan punggung bawah. Ketika tarik
napas, tulang punggung bawah cenderung mengarah ke dalam dan panggul
sedikit tertarik atas, sehingga seperti menimbulkan celah antara
punggung bawah dan lantai. Rasakan pergerakkan tulang panggul, pinggul
dan punggung bawah itu, serta otot-otot perut bagian bawah (core) ketika
buang napas. Panggul dan pinggul seperti menjauh dari dada dan punggung
bawah seperti menjadi rata dengan lantai. Otot-otot perut bawah pun
seperti tertarik ke dalam ke arah tulang punggung. Perhatikan terus
korelasi antara napas dan gerak.
3. Ujjayi Pranayama
Duduk
bersila (sukhasana) dengan tulang punggung tegak. Kepala, dagu
ditundukkan ke arah dada (jalandhara bandha). Busungkan dada dan rasakan
rongga dada membesar, otot-otot dada berputar keluar ke arah samping.
Bernapaslah dari perut bagian bawah, secara perlahan, lembut dan penuh
kesadaran sampai terasa udara merambat melewati dinding-dinding dalam
tulang rusuk. Rasakan setiap bagian tubuh seinci-demi-seinci seiring
dengan aliran napas yang terus merambat. Rasakan otot-otot di antara
tulang rusuk (intercoastal muscle) yang bekerja seturut dengan
pergerakan tulang-tulang rusuk. Terus tarik napas sampai leher dan
seolah tidak ada lagi udara yang di tarik.
Ketika buang napas,
usahakan dada tidak mengempis, seolah napas turun dari dada depan bagian
atas ke arah pusar, dan dari pusar masuk ke arah tulang punggung
belakang. Usahakan antara tarik napas dan buang napas durasinya sama
panjang.
4. Tarik Napas dari Celah-celah Gigi.
Rapatkan
gigi, buka mulut dan bibir kita. Tariklah napas dari celah-celah gigi
tersebut. Rasakan kesejukan di langit-langit dan tenggorokan. Tahan
sebentar napas. Rasakanlah rongga dada yang penuh dengan udara. Kemudian
buang perlahan-lahan dan lembut napas tersebut lewat hidung. Untuk yang
menderita gangguan jantung dan darah tinggi, tidak dianjurkan untuk
menahan napas.
5. Sitali.
Buka mulut
hingga seperti membentuk huruf O. Julurkan lidah panjang-panjang ke luar
dan kemudian lidah ditekuk ke dalam sampai menyerupai sedotan (straw).
Tarik napas perlahan-lahan dan dalam lewat mulut. Sempatkan untuk
menahan napas walau sebentar sebelum keluar napas yang dilakukan dengan
pelan-pelan dan lembut. Jangan lupa untuk merasakan kesejukan di
langit-langit dan tenggorakkan.
Jika latihan napas yoga dilakukan
secara teratur, sistem respirasi kita akan lebih terlatih, dan jantung
serta paru-paru menjadi bersih. Kita pun akan lebih sensitif pada udara
kotor. Dengan cepat sistem saraf di seluruh tubuh kita memberi sinyal
kepada otak untuk waspada pada bahaya yang ditimbulkan dari asap dan
udara yang berbahaya. Kita pun diberi kesempatan untuk mengambil
langkah-langkah melindungi diri kita sendiri. Karena itu, amat jarang
dijumpai orang merokok di dalam komunitas praktisi yoga.
No comments:
Post a Comment
Jangan Lupa Tinggalkan Komentar !!