Bisakah Badai Dihentikan Dengan Bom Nuklir?
Untuk menyelamatkan kehidupan dan mengurangi kerugian, alangkah luar biasa bila ilmu pengetahuan memiliki sebuah cara untuk
menghentikan badai yang merusak seperti Sandy. Itulah yang dipikirkan ilmuwan.
Salah satu gagasan yang muncul hampir setiap kali muncul musim badai baru-baru ini adalah dengan mengebom badai tersebut sampai hancur. Teorinya mengatakan, energi yang dilepaskan oleh bom atom yang meledak di atas dan dekat dengan mata badai akan mendinginkan udara panas yang berada di dalamnya — serta mengacaukan pembentukan badai yang sedang terjadi.
Sayangnya, gagasan yang muncul sejak 1960-an tersebut tidak pernah berhasil diwujudkan.
Chris Landsea, ilmuwan dan petugas operasional di National Hurricane Center, memberikan sebuah penjelasan saat dirinya masih menjadi peneliti meteorologi bersama dengan NOAA.
“Kesulitan utama pengunaan peledak untuk mengubah badai adalah jumlah energi yang dibutuhkan,” kata Landsea.
Badai memperoleh energi dari perairan samudera yang hangat dan dalam proses penguapan, airnya berkondensasi menjadi rintik hujan. Udara panas yang dilepaskan saat proses kondensasi terus berputar, yang menyebabkan lebih banyak air laut yang menguap, berkondensasi dan terus melanjutkan putaran tersebut.
Badai yang sedang berkembang melepaskan energi panas lebih dari 50 terawatt dalam prosesnya dan hanya sekitar 1 persen yang berubah menjadi angin. Panas yang lepas tersebut, tulis Landsea, “Setara dengan 20 megaton bom nuklir yang meledak setiap 20 menit sekali.”
Sepanjang tahun 2011, seluruh umat manusia hanya menggunakan sekitar sepertiga dari rata-rata energi yang ada di dalam badai. Jadi mengebom sebuah badai hanya akan jadi tindakan yang sia-sia.
Ada pula kemungkinan bahwa mengebom badai, jika ada dampaknya, justru menambah suplai udara panas yang membuat badainya jauh lebih kuat lagi.
Lalu mengapa tidak mengebom tekanan tropis sebelum berubah menjadi badai? Itu adalah hal yang berbeda, seperti yang dijelaskan Landsea. “Ada sekitar 80 bentukan badai di Samudera Atlantik setiap tahunnya, namun biasanya hanya lima yang menjadi badai. Tidak ada kepastian bentukan mana yang akan berkembang menjadi badai.”
Satu hal yang pasti, pemboman badai akan menciptakan badai radioaktif — yang jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan badai alami. Bencana itu akan mengubah pola angin ke daratan dan hal yang lebih buruk akan terjadi dibandingkan dampak badai alami.
menghentikan badai yang merusak seperti Sandy. Itulah yang dipikirkan ilmuwan.
Salah satu gagasan yang muncul hampir setiap kali muncul musim badai baru-baru ini adalah dengan mengebom badai tersebut sampai hancur. Teorinya mengatakan, energi yang dilepaskan oleh bom atom yang meledak di atas dan dekat dengan mata badai akan mendinginkan udara panas yang berada di dalamnya — serta mengacaukan pembentukan badai yang sedang terjadi.
Sayangnya, gagasan yang muncul sejak 1960-an tersebut tidak pernah berhasil diwujudkan.
Chris Landsea, ilmuwan dan petugas operasional di National Hurricane Center, memberikan sebuah penjelasan saat dirinya masih menjadi peneliti meteorologi bersama dengan NOAA.
“Kesulitan utama pengunaan peledak untuk mengubah badai adalah jumlah energi yang dibutuhkan,” kata Landsea.
Badai memperoleh energi dari perairan samudera yang hangat dan dalam proses penguapan, airnya berkondensasi menjadi rintik hujan. Udara panas yang dilepaskan saat proses kondensasi terus berputar, yang menyebabkan lebih banyak air laut yang menguap, berkondensasi dan terus melanjutkan putaran tersebut.
Badai yang sedang berkembang melepaskan energi panas lebih dari 50 terawatt dalam prosesnya dan hanya sekitar 1 persen yang berubah menjadi angin. Panas yang lepas tersebut, tulis Landsea, “Setara dengan 20 megaton bom nuklir yang meledak setiap 20 menit sekali.”
Sepanjang tahun 2011, seluruh umat manusia hanya menggunakan sekitar sepertiga dari rata-rata energi yang ada di dalam badai. Jadi mengebom sebuah badai hanya akan jadi tindakan yang sia-sia.
Ada pula kemungkinan bahwa mengebom badai, jika ada dampaknya, justru menambah suplai udara panas yang membuat badainya jauh lebih kuat lagi.
Lalu mengapa tidak mengebom tekanan tropis sebelum berubah menjadi badai? Itu adalah hal yang berbeda, seperti yang dijelaskan Landsea. “Ada sekitar 80 bentukan badai di Samudera Atlantik setiap tahunnya, namun biasanya hanya lima yang menjadi badai. Tidak ada kepastian bentukan mana yang akan berkembang menjadi badai.”
Satu hal yang pasti, pemboman badai akan menciptakan badai radioaktif — yang jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan badai alami. Bencana itu akan mengubah pola angin ke daratan dan hal yang lebih buruk akan terjadi dibandingkan dampak badai alami.
No comments:
Post a Comment
Jangan Lupa Tinggalkan Komentar !!