Monday, 5 November 2012

Perokok lebih sering tak masuk kerja

Perokok Lebih Sering Tidak Masuk Kerja - Inggris Rugi Miliaran Pound

Kaum perokok rata-rata tidak masuk kerja 2-3 hari lebih banyak dari orang yang tidak merokok. Absensi tersebut membuat Inggris merugi 1,4 miliar pound (sekitar Rp21,6 triliun) pada tahun lalu, demikian diungkapkan sebuah studi di Inggris.

Laporan yang muncul di “Addiction Journal” itu menganalisis 29 penelitian terpisah yang berlangsung tahun 1960-2011 di Eropa, Australia, Selandia Baru, AS, dan Jepang. Total ada lebih dari 71.000 pekerja di sektor publik dan swasta yang diteliti.

Peneliti bertanya mengenai kebiasaan mereka merokok dulu dan sekarang, menggunakan catatan medis dan catatan absen pegawai untuk memeriksa berapa banyak mereka tidak masuk kerja dalam dua tahun terakhir.

Hasilnya? Perokok 33 persen lebih banyak tidak masuk kerja dibandingkan yang tidak merokok. Dan mereka rata-rata tidak masuk kerja sebanyak 2,7 hari per tahun, menurut  Jo Leonardi-Bee dari University of Nottingham, Inggris, dan koleganya.

Peneliti memperkirakan perokok memiliki 19 persen kemungkinan tidak masuk kerja dibandingan orang sudah berhenti merokok. Jadi mendorong orang untuk berhenti merokok bisa mengurangi tren tidak masuk kerja.

"Berhenti merokok tampaknya menurunkan angka ketidakhadiran dan mendatangkan penghematan bagi pada pemberi kerja," ujar Leonardi-Bee dan kolega.

Sebesar 1,4 miliar pound yang hilang di Inggis, gara-gara pegawai yang absen, hanyalah salah satu dari efek merokok di tempat kerja. Sebagian produktivitas juga hilang karena istirahat untuk merokok, dan biaya untuk membeli rokok, dan kerusakan yang disebabkan oleh rokok.

Dalam sebuah analisis, merokok adalah penyebab ketidakhadiran pekerja dalam jangka pendek dan jangka panjang selama empat pekan atau lebih.

"Pesan yang paling penting bagi kesehatan individu adalah "Berhenti merokok" — tapi menurut saya pesan tersebut sudah tertulis dengan jelas di luar sana," ujar Douglas Levy peneliti tembakau dan kesehatan masyarakat dari Harvard Medical School di Boston, yang tidak menjadi bagian dari studi.

"Saya pikir studi tersebut menunjukkan fakta bahwa hal itu tidak saja memengaruhi individu, tapi juga ekonomi."

Riset Levy juga menunjukkan anak yang tinggal dengan perokok akan lebih sering tidak masuk sekolah. Perokok pasif banyak menderita penyakit seperti asma, sampai serangan jantung, jadi pekerja yang merokok mungkin tidak masuk kerja untuk merawat anggota keluarga mereka yang sakit.

Levy menemukan penurunan tingkat absensi setelah pekerja berhenti merokok, dan mendorong ide bagi perusahaan untuk membuat kelas berhenti merokok dan program kesehatan lain di tempat kerja.

 

 sumber 

No comments:

Post a Comment

Jangan Lupa Tinggalkan Komentar !!