Tuesday, 14 May 2013

Sopir Bus Istanbul Semua Bisa Bahasa Jawa

Kopaja Istanbul
~ Bus bandara di Turki namanya H
AVAS, tertulis sangat besar di badan bus. Begitu keluar dari pintu 'arrival' Sabiha Gokcen Istanbul, langsung belok kanan kira kira
50 meter saja sudah terlihat HAVAS bus segala jurusan. Tujuan saya adalah ke Sultan Ahmet, kota tua di Istanbul tempat berbagai obyek wisata utama ngumpul disatu tempat yang tidak saling berjauhan. Untuk menuju Sultan Ahmet saya harus ganti angkutan yang bernama Metro, kereta api bawah tanah seperti yang ada di Singapore. Bedanya, kalau di Singapore namanya MRT (Mass Rapid Transportation).

Yang saya senang, perjalanan dari airport ke kota benar benar seperti di Indonesia, serasa kita sedang dalam perjalanan ke puncak, bukittinggi, Berastagi atau di obyek wisata pegunungan di Indonesia. Alamnya hijau penuh dengan pepohonan dan rumput rumput yang tertata rapi, rumah disepanjang jalan beratap limas dan bergenting seperti di Indonesia, bangunan sangat berwarna warni dan tidak monoton coklat seperti di Kuwait dan Saudi Arabia, Jalan naik turun dan udara dingin seperti di daerah pegunungan di Indonesia.
Havas
Di Indonesia Namanya DAMRI


Yang saya pusing tujuh keliling, tidak ada satupun tulisan berbahasa Inggris saya temui di sepanjang jalan, semuanya berbahasa Turki termasuk sopirnya juga selalu njawab bahasa Turki kalau ditanya bahasa Inggris. Akibatnya lebih baik saya ngomong bahasa Jawa dengan si sopir daripada buang energi harus berbahasa Inggris. Bisa nyambung kok, daripada susah susah bahasa Inggris. Saya harus jelasin tujuan saya ke si Sopir pakai bahasa Jawa campur bahasa isyarat,

'Mas aku arep dolan nang Sultan Ahmet, mudune nang ngendi ?', Tahu tahu si sopir mengangguk angguk dan saya diturunkan di Levent, persis didepan pintu masuk stasiun bawah tanah Metro. Huebat....

Si sopir juga wanti wanti ke saya kira kira kalau saya nggak salah paham artinya "Wis tekan mas, ganti numpak metro, goleko sing tujuane nang Sultan Ahmet".

Pinter tenan, coba saya tanya sekali lagi.
'Nek aku turu, bablas tekan ngendi mas ?', sambil tangan saya memperagakan gaya sedang tidur.

Si Sopir dengan sigap langsung menjelaskan, kira kira artinya :
'Ora mungkin turu mas, cedak banget. Sultan Ahmet kuwi stasiun terakhir, paling  sampeyan  bolak balik muter muter nang ngisor tanah".

Luar biasa, pinter boso Jowo kabeh....

M

No comments:

Post a Comment

Jangan Lupa Tinggalkan Komentar !!