Kecerdasan manusia dibentuk oleh evolusi. Demikian kesimpulan yang diambil pakar neurofisiologi dari KU Leuven dan Harvard Medical School, Profesor Wim Vanduffel, bekerja sama dengan tim peneliti Italia dan Amerika Serikat.
Berbekal kapasitas otak yang besar, manusia menjadi spesies paling cerdas di muka Bumi. Manusia memiliki setidaknya dua jaringan fungsional dalam korteks serebral otak, bagian yang bahkan tidak ditemukan pada monyet rhesus, spesies yang dikenal sebagai kerabat nenek moyang manusia.
Temuan Vanduffel, yang diperoleh berdasarkan analisis pemindaian fungsi otak, menunjukkan bahwa dua jaringan fungsional otak tersebut baru dimiliki manusia dalam proses evolusinya dari nenek moyang primata.
Ia mengatakan, nenek moyang manusia berevolusi memisahkan diri dari monyet rhesus sekitar 25 juta tahun lalu. Sejak itu, daerah otak manusia purba terus berubah. Ada bagian yang hilang, bertambah, dan berubah fungsi.
"Sejak itu pula struktur otak manusia berkembang memiliki jaringan kortikal yang unik dan membedakannya dengan spesies lainnya," kata Profesor Vanduffel, Senin, 25 Februari 2013.
Tim ilmuwan memindai otak manusia dan monyet rhesus saat istirahat dan saat menonton film untuk membandingkan kedua tempat dan fungsi jaringan kortikal otak. Hasilnya, otak manusia dan monyet sama-sama aktif bahkan saat sedang beristirahat.
Bagian otak yang berbeda--disebut jaringan fase istirahat--aktif secara bersamaan selama masa istirahat. Secara mengejutkan, sebagian besar keadaan otak manusia dan monyet memiliki kesamaan. Namun, tim ilmuwan menemukan dua jaringan yang unik pada manusia dan satu jaringan yang unik pada monyet.
Ketika menonton film, korteks otak memproses sejumlah besar informasi gambar dan suara. Namun, saat istirahat, jaringan fase istirahat pada manusia merespons rangsangan berupa gambar dan suara dalam cara yang sama sekali berbeda dibandingkan yang dilakukan otak monyet.
"Dengan kata lain, manusia memiliki struktur otak unik yang secara anatomi absen di monyet," kata Vanduffel. Struktur ini terletak di kepala belakang-atas dan di depan korteks dan diyakini terkait dengan kemampuan kognitif manusia, dan tidak dijumpai pada struktur otak monyet rhesus.
Pemindaian dilakukan dengan fMRI (functional Magnetic Resonance Imaging) untuk memvisualisasikan aktivitas otak. Pemindai fMRI memetakan kegiatan fungsional dalam otak dengan mendeteksi perubahan dalam aliran darah. Kandungan oksigen dan jumlah darah di daerah otak tercatat bervariasi sesuai dengan tugas tertentu, sehingga memungkinkan aktivitas itu dilacak.
No comments:
Post a Comment
Jangan Lupa Tinggalkan Komentar !!