Negara komunis Korea Utara mulai 1 Maret nanti akan membuka layanan internet 3G. Namun, layanan ini bukan untuk dinikmati warganya. Hanya diperuntukkan buat orang asing yang ada di Korea Utara.
Layanan ini akan digelar Koryolink, operator hasil kerja sama antara BUMN Postel negara itu dengan Orascom Telecom Media and Technology Holding SAE, yang berbasis di Mesir. Untuk membeli SIM card, harganya lumayan mahal, US $ 70, sekitar hampir Rp 700 ribu. Ongkos berhalo halo juga cukup mahal.
Untuk menelepon ke Prancis atau Swiss, tarifnya setengah US dolar, sekitar lima ribu rupiah semenitnya. Ke Amerika Serikat lebih mahal sepuluh kali lipat, US $ 5, aliashampir Rp 50 ribu semenit. Untuk menelpon negeri saudaranya, Korea Selatan, tak diijinkan. Namun untuk tarif akses internet belum diumumkan.
Langkah pemerintah komunis membuka internet buat warga asing ini dinilai sebagai langkah besar. Sebelumnya, warga asing yang berkunjung ke Korea Utara tak diijinkan menggunakan layanan internet. Internet hanya dinikmati kaum elite seperti tentara, petinggi negara dan ilmuwan. Beberapa waktu lalu, sebuah ponsel pintar berada di dekat pemimpin tertinggi negara itu, Kim Jong Un.
Tak disebut apakah pembukaan akses internet buat warga asing ini terkait dengan kritik bos Google, Eric Schmidt yang beberapa waktu mengunjungi Korea Utara. Menurut Eric, keputusan pemerintah Korea Utara menutup diri itu sangat mempengaruhi pembangunan fisik dan ekonominya.
Schmidt, usai kunjungannya, dalam jejaring sosial Google+, Schmidt menulis "Bagi saya, ini sudah waktunya mereka membuka akses Internet untuk umum. Setelah akses Internet dibuka, maka masyarakat bisa membangun diri," tulis Eric.
No comments:
Post a Comment
Jangan Lupa Tinggalkan Komentar !!